Monday 5 May 2014

FILTER AKTIF

PENGERTIAN FILTER


Filter adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal-sinyal yang diperlukan dan menahan sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil pengaruh noise dan interferensi pada sinyal yang dikehendaki. Rangkaian filter dapat bersifat pasif maupun aktif menggunakan operasional amplifier (op amp) dengan komponen resistor dan kapasitor. Sedangkan filter pasif yaitu filter yang hanya tersusun dari resistor dan kapasitor, atau resistor dan inductor maupun kombinasi ketiga komponen tersebut.  
Filter aktif mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan filter pasif seperti ukurannya yang lebih kecil, ringan dan murah serta memberikan banyak keleluasaan dalam hal perancangannya. Adapun kekurangan filter aktif ini adalah adanya kebutuhan akan catu daya dan kepekaan terhadap perubahan keadaan sekitarnya seperti perubahan suhu.


PENGERTIAN LOW PASS FILTER

Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah adalah filter yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Pada filter LPF yang  ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0 volt).

RANGKAIAN DASAR

Frekuensi cut-off (fc) dari filter pasif lolos bawah (Low Pass Filter,LPF) dengan RC dapat dituliskan dalam persamaan matematik sebagai  berikut.
Rangkaian filter pasif LPF RC diatas terlihat seperti pembagi tegangan menggunakan R. Dimana pada filter LPF RC ini teganga output diambil pada titik pertemuan RC. Tegangan output (Vout) filter pasif LPF seperti terlihat pada rangkaian diatas dapat diekspresikan dalam persamaan matematis sebagai berikut.
Besarnya penguatan tegangan (G) pada filter pasif yang ideal maksimum adalah 1 = 0dB yang hanya terjadi pada frekuensi sinyal input dibawah frekuensi cut-off (fc). Penguatabn tegangan (G) filter LPF RC pasif dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut :
Dan penguatan tegangan (G) LPF RC dapat dituliskan dalam satuan dB sebagai berikut.



KARAKTERISTIK

Pada filtrer lolos bawah (low pass filter ,LPF) terdapat beberapa karakteristik mendasar sebagai berikut:
1.Pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) (fin << fcmaka penguatan tegangan / Gain (G) = 1 atau G=0dB.
2.Pada saat frekuensi sinyal input sama dengan frekuensi cut-off (fc) (fin = fcmaka ω = 1/RC sehingga penguatan tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan tegangan sebesar 3 dB.
3.Pada saat frekuensi sinyal input lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc)  (fin >> fcmaka besarnya penguatan tegangan (G) = 1/ωRC atau G = -20 log ωRC
4.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Filter Lolos Rendah (Low Pass Filter, LPF) hanya meloloskan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fcsaja.


RANGKAIAN FILTER LOW PASS ORDE 1

Besarnya frekuensi cut off ditentukan dengan rumus:
fC = 1 / (2pR1C1)



RANGKAIAN FILTER LOW PASS ORDE 2

Untuk menghitung frekuensi cutoff  low pass filter orde 2 dapat ditentukan dengan rumus:

Register

Konsep Register

uRegister adalah rangkaian yang berfungsi untuk menyimpan data. Dengan kata lain, register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flipflop yang digabungkan menjadi satu.
uFlipflop disebut juga sebagai register 1 bit.
uJadi untuk menyimpan 4 bit data, register harus terdiri dari 4 buah flipflop.

Shift Register  

uShift Registers berfungsi memindah data secara teratur dengan keterntuan posisi MSB atau LSB yang duluan.
uDalam rangkaian sederhana, shift register dapat dirangkai seperti D flip-flop yang di susun menyamping seperti ini:
uData input, (In), itu disebut serial input atau shift right input.
uData output, (Out), itu sering disebut dengan serial output
uData out pada (A, B, C, Out) is called the parallel output.
uSerial Transfer

uParalel Transfer

Dari gambar dibawah dapat dijelaskan bahwa:
Data yang masuk terlebih dahulu adalah data LSB
T0 adalah ketika register belum menerima clock yang pertama
T1 adalah setelah pulsa pertama sebelum yang kedua
Inisial dati “?” adalah tidak diketahui
Sebelum menggunkan register hendaknya di reset terlebih dahulu agar dapat meng inisialisasikan.



 SIPO (Serial Input Paralel Output)

uData yang awal masuk adalah LSB, sehingga data 0 masuk pertama dan pada clock 1 data LSB ada pada output A, dan LSB pad clock 2 ada pada output B

SISO (Serial Input Serial Output)


uSiso hampir sama dengan  SIPO, hanya saja jika kita menginginkan SISO output yang dipakai hanya D saja, 


PISO (Paralel Input Serial Output)


Contoh data dengan PISO


PIPO (Paralel Input Paralel Output)

A, B, C, dan D adalah sinyal masukan. Saat clock (pemicu) diaktifkan (Logika 1),maka data yang ada akan dikeluarkan secara bersamasama ke Q3, Q2, Q1, dan Q0. Saat clock kembali tidak dipicu (Logika 0), maka apapun masukannya, keluaran Q akan tetap.


Clock pada IC ini adalah aktif high,  setiap clock pada posisi high, maka output akan mengambil data dari input, Clear pada ini adalah aktif LOW, yaitu Preset awal untuk kembalikan ke kondisi awal (blank)



Clock pada IC ini adalah aktif high,
setiap clock pada posisi high, maka output akan mengambil data dari input,


Clear pada ini adalah aktif LOW, yaitu Preset awal untuk kembalikan ke kondisi awal (blank)


RANGKUMAN PERBANDINGAN KWH ANALOG DAN KWH DIGITAL MATA KULIAH PENGUKURAN LISTRIK

TUGAS RANGKUMAN 
PERBANDINGAN KWH ANALOG DAN KWH DIGITAL 
MATA KULIAH PENGUKURAN LISTRIK
Disusun oleh:

Pendidikan Teknik Elektro Offering. B / 2012
Jum’at, 23 November 2012


Abstrak 
Masalah utama pada sistem watt meter ini adalah bagaimana menentukan nilai arus dan tegangan yang dihubungkan ke beban dengan daya yang bervariasi dan dalam jumlah yang sulit terkontrol/termonitor dengan baik. Dengan beban yang bersifat variable maka akan menimbulkan nilai arus yang bervariasi pula. Selanjutnya bagaimana menampilkan nilai keluaran dengan hardware yang efisien dan tidak terlalu banyak sehingga mengurangi kompleksitas rangkaian pada sistem. Masalah terakhir adalah bagaimana melakukan kalibrasi alat dengan tepat.

Pada umumnya KWH meter yang digunakan oleh PLN adalah KWH meter analog. Tetapi KWH ini mempunyai kelemahan, salah satunya adalah dengan sistem pembayaran paskabayar, dapat memungkinkan pelanggan menunggak tagihan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat sebuah KWH meter digital dengan sistem prabayar. Sehingga pelanggan harus membeli voucher khusus untuk dapat menggunakan listrik dari PLN. Nilai voucher ini akan terus berkurang seiring dengan pemakaian listrik. Apabila nilai voucher hampir habis akan diberi indikator pemberitahuan dan sistem akan memutus daya apabila nilai voucher habis. Agar dapat menggunakan kembali listrik, maka pelanggan harus membeli voucher khusus lagi.

Pembayaran dengan sistem prabayar membuat KWH ini berbeda dengan KWH meter pada umumnya. KWH meter ini akan berfungsi setelah membeli sebuah voucher khusus yang berisi besaran digital (berfungsi sebagai pulsa) sebagai pembanding besaran energi yang digunakan. Sistem secara otomatis akan memutuskan tegangan rumah apabila bila besaran tersebut mencapai nol. Cara pembelian pulsa adalah dengan membeli di dealer-dealer penjual pulsa KWH. Dealer tersebut mengirim sms ke server PLN untuk mendapatkan kode voucher yang sudah terenkripsi. Kemudian dealer tersebut memberikan kode tersebut kepada konsumen.

Metode enkripsi yang digunakan akan mengacu pada mesin enigma, teknologi enkripsi yang berupa simulasi penyambungan antara karakter yang satu dengan karakter yang lain mengunakan beberapa komponen yaitu, plugboard, stator, 3 buah rotor dan reflektor. Dalam metode ini dibuat beberapa modifikasi salah satunya yaitu apabila pada umumnya mesin enigma mengolah karakter huruf dan angka, disini metode enigma hanya digunakan untuk mengolah angka.


KWH METER ANALOG

KWH meter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur energy listrik yang biasa digunkan di tempat industri dan dirumah-rumah atau biasanya disebut konsumen. Pada umunyakWH meter untuk mengukur energy listrik arus bolak balik yang digunakan oleh konsumen. Pada alat ini dipasangsebuah piringan yang terbuat aluminum yang dapat berputar yang telah diberi sebuah kutub magnit listrik. kWH meter ini juga sebagai pembatas daya yang dikontrak oleh konsumencontoh 450 watt,900 watt,1300 watt dan lain lain.
Seiring dengan berkembangnya zaman maka alat ukur ini sudah mengalami perkembangan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung pemakaian energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka KWH meter berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan. Dan teknologi yang baru saat ini ialah KWH Meter elektronik atau biasa disebut KWH Meter prabayar.
KWH meter analog hampir sama dengan KWH meter digital. Yang membuat perbedaannya adalah efisiensi pemakaian alat pengukur energi ini dan komponen utama yang digunakan pada masing-masing KWH meter. prinsip kerja yang berbeda akan memperlihatkan perbedaan spesifik dari kedua alat ukur ini.
Kata kunci: Energy listrik, KWH meter

Elemen Meter kWh
KWH meter memiliki komponen utama yang terdiri dari beberapa bagian-bagian
seperti pada gambar di bawah ini.


Gambar 1. Gambar dan Skema Elemen Meter kWh
(Sumber: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/39482992?extens ion=pdf&ft=1353483183&lt=1353486793&uahk=fmlZ2wnwfL8Va0XkBcsrpIsHcd0)

1. Elemen penggerak
Elemen ini terdiri dari kumparan arus dan kumparan tegangan.
Sifat-sifat kumparan arus :
Kumparan ini dihubungkan secara seri dengan beban
Jika pada kumparan ini dialiri arus (ada beban), maka terbentuk medan magnit adanya medan magnit tersebut akan menimbulkan fluks magnit


Gambar 2. Kumparan Tegangan Tegangan
(Sumber: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/39482992?extens ion=pdf&ft=1353483183&lt=1353486793&uahk=fmlZ2wnwfL8Va0XkBcsrpIsHcd0)

Sifat-sifat kumparan tegangan :
Kumparan ini dihubungkan secara paralel dengan beban
Kumparan ini berbentuk U. Pada kumparan ini juga terjadi fluks magnit yang ditimbulkan karena adanya medan magnit, jika diberi tegangan

2. Elemen putar
Elemen putar ini berupa piringan yang bentuknya terdapat lekukan-lekukan kecil dan terdapat lubang kecil. Adapun ciri-cirinya adalah :
Bagian ini berupa piringan yang dibuat dari bahan konduktor.
Pada bagian tengah piringan dipasangkan sebuah poros yang ditumpu oleh dua buah bantalan.
Salah satu bantalannya dapat diatur.
Pada poros tersebut ditempatkan roda gigi


Gambar 3. Elemen Putar
(Sumber: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/39482992?extens)


3. Elemen pengerem
Elemen pengerem ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Elemen ini berupa magnit permanen yang berbentuk ladam
Penempatannya mengapit piringan (yang terbuat dari bahan konduktor) dan biasanya berseberangan dengan elemen penggerak



Gambar 4. Elemen Pengerem
(Sumber: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/39482992?extens ion=pdf&ft=1353483183&lt=1353486793&uahk=fmlZ2wnwfL8Va0XkBcsrpIsHcd0)

4. Elemen penghitung
Elemen penghitung ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Bagian merupakan seperangkat roda gigi yang disusun sedemikian rupa dan dihubungkan dengan roda gigi yang terdapat pada poros piringan
Pada bagian ini juga terdapat rol angka yang tersusun secara berderet


 Gambar 5. Elemen Penghitung
(Sumber: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/39482992?extens ion=pdf&ft=1353483183&lt=1353486793&uahk=fmlZ2wnwfL8Va0XkBcsrpIsHcd0)


5. Terminal
Terminal terdiri dari 2 bagian :
Terminal Arus
Terminal Tegangan


Gambar 6. Terminal Arus dan Tegangan
(Sumber: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/39482992?extens ion=pdf&ft=1353483183&lt=1353486793&uahk=fmlZ2wnwfL8Va0XkBcsrpIsHcd0)

6. Peralatan kompensasi dan penyetel
Peralatan ini dibuat untuk menyetel kecepatan putar dari piringanagar alat ukur tersebut mengukur energi listrik dengan benar. Alatpenyetel ini terdiri dari :
Alat Beban Maksimum (Magnet Permanen)
Penyetel Beban Rendah (Pergeseran Cincin Penghalang Flux)
Penyetel Beban Kosong (Membelokkan Flux atau Lobang pada Piring)
Penyetel Kesetimbangan Beban
Penyetel Sudut Phasa (Tahanan Geser)

Gambar 7. Peralatan Kompensasi dan Penyetel
(Sumber: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/39482992?extens ion=pdf&ft=1353483183&lt=1353486793&uahk=fmlZ2wnwfL8Va0XkBcsrpIsHcd0)


KWH METER DIGITAL (PRABAYAR)
Layanan Listrik Pra Bayar merupakan bentuk pelayanan PLN dalam menjual energi listrik dengan cara pelanggan membayar dimuka. Mudahnya, sebelum menggunakan listrik dari PLN, pelanggan terlebih dahulu membeli sejumlah nominal energi listrik, sesuai yang dibutuhkan.
Dengan cara ini, kendali penggunaan listrik sepenuhnya ada pada diri pelanggan. Kekhawatiran tagihan listrik membengkak tak perlu lagi lagi terjadi. Baik yang disebabkan oleh penggunaan listrik yang tak terkontrol maupun terjadinya kesalahan baca meter. Dengan membeli listrik di awal, hal-hal yang tidak diinginkan tersebut tak perlu lagi terjadi.


  sumber : sugiis. 2009.kwh meter digital.(online),( http://sugiis.blogspot.com/2009/06/kwh-meter-digital.html)

Fitur – Fitur KWh Meter Prabayar
Sebelum kita membahas satu persatu dari bagian komponen-komponen KWh Meter Prabayar merk Actaris ACE9000 IBS lebih dalam lagi, kita harus mengetahui bagian bagian paling luar dari KWh Meter Prabayar ini.
a. Fitur Standar :
Keterangan:
1. Label Informasi : Informasi umum untuk mengetahui nomor meter, daya   maksimal
2. Indikator LED Rate, 1000 pulsa/KWh : Informasi untuk mengetahui ketika pulsa hampir habis,
3. Indikator Contactor ON/OFF : Informasi untuk mengetahui status light
4. Segel Metrologi : Informasi untuk mengetahui segel tera dan segel metrology,
5. LCD 7 segment untuk 8 karakter : Informasi untuk pengisian TOKEN,
6. Keypad  dengan lapis karet

b. Fitur Teknis :
1. Satu fasa 2-kawat, yaitu 1 kawat Fasa dan 1 kawat Netral
2. Range Voltage :  230V 50Hz atau 120V 60Hz,
3. Range Arus Imin=10A dan Imax=60A,
4. Kualifikasi akurasi Class 1,
5. Indeks Proteksi IP54,
6. STS compliant, PLN LMK.

c. Fitur Tambahan :
1. Terdapat temper switch,
2. Penyimpanan TOKEN : memanggil kembali 5 token terakhir yang diterima,
3. External (remote) disconnection : via serial port atau POD.

d. Fitur Programmable :
Berikut ini programmable pada saat manufacturing time (saat pemesanan KWh Meter Prabayar)
     1.  Tamper Switch :
     Micro Switch untuk merubah status saat terminal cover dibuka. Tersedia 2 konfigurasi :
        a. Tamper Disconnect,
        b. Tamper Logging,

     2. Audible Low Credit Warning :
        Audible Low Credit Warning adalah fitur yang terprogram, dimana akan memberikan peringatan kepada pelanggan untuk memberitahukan sisa pulsa yang mendekati nol berupa suara “beep”. Tambahan juga LCD  Display berkedip (flashing). Level Batas low credit warning dapat deprogram dilapangan dengan menggunakan STS TOKEN.
     3. Reconnection Time-Out :
         Waktu dalam detik (s) yang diperlukan oleh Contactor untuk open (memberi listrik kepelanggan) setelah power-up. (Default dan Minimum adalah 30s). Dapat disetting dengan kenaikan +10s.

Sumber: http://www.scribd.com/doc/52816310/Kwh-meter-digunakan-untuk-mengukur-energi-arus-bolak-balik

e. Cara Menginstalasi Meter Temper
Perlu diingat. Pada saat menginstalasi KWh Meter Prabayar temper, posisi temper switch di bawah cover harus tidak terhubung dengan beban.
1. Pertama–tama kita nyalakan KWh Meter Prabayar dengan switch ON,
2. Pastikan tidak ada beban yang terhubung dengan KWh Meter Prabayar,
3. Dengan menggunakan keypad, masukkan kode “08” lalu di ENTER,
4. LCD akan menampilkan bahwa temper switch berada pada kondisi operasi normal,
5. Jika LCD mengindikasikan bahwa temper switch TIDAK dalam kondisi operasi normal, maka ulangi langkah 1 sampai dengan 4,
6. Jika temper switch telah di aktifkan, prosedur instalasi normal dapat dilanjutkan.

f. Type Token
Terdapat 2 type token yang dapat digunakan untuk mengkonfigurasi KWh Meter Prabayar, yaitu:
A. Token Spesifik :
         1. Dihasilkan oleh kredit dispensing unit atau Vending system yang diautorisasi untuk melakukan vending berdasarkan meter tertentu (No. Seri),
         2. Hanya bisa diterima oleh meter yang sesuai (No. Seri),
         3. Tidak dapat dimodifikasi selama atau setelah transfer antara vending system dan meter, contohnya kredit token, set power limit dan clear temper.
B. Token Non Spesifik :
        1. Dihasilkan oleh setiap kredit dispensing unit atau Vending systemyang diautorisasi untuk memberikan kredit,
        2. Dapat diterima oleh setiap meter,
       3. Dapat digunakan berulang kali, contohnya test display, display tariff index dan set low kredit threshold.

KESIMPULAN
Pada umumnya KWH meter yang digunakan oleh PLN adalah KWH meter analog. Tetapi KWH ini mempunyai kelemahan, salah satunya adalah dengan sistem pembayaran paskabayar, dapat memungkinkan pelanggan menunggak tagihan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat sebuah KWH meter digital dengan sistem prabayar. Sehingga pelanggan harus membeli voucher khusus untuk dapat menggunakan listrik dari PLN. Nilai voucher ini akan terus berkurang seiring dengan pemakaian listrik. Apabila nilai voucher hampir habis akan diberi indikator pemberitahuan dan sistem akan memutus daya apabila nilai voucher habis. Agar dapat menggunakan kembali listrik, maka pelanggan harus membeli voucher khusus lagi.
Dengan kWh Prabayar ini, kendali penggunaan listrik sepenuhnya ada pada diri pelanggan. Kekhawatiran tagihan listrik membengkak tak perlu lagi lagi terjadi. Baik yang disebabkan oleh penggunaan listrik yang tak terkontrol maupun terjadinya kesalahan baca meter. Dengan membeli listrik di awal, hal-hal yang tidak diinginkan tersebut tak perlu lagi terjadi.
Bila dibandingkan dengan penggunaan layanan pasca bayar selama ini, pelanggan relatif tak leluasa untuk mengetahui berapa besar energy listrik yang telah dikonsumsi. Pelanggan baru bisa mengetahuinya setelah waktu pembayaran atau bahkan saat akan membayar di loket PLN. Maka, tak heran jika kadang pelanggan dibuat kaget oleh tagihan yang melambung tinggi. Yang disebabkan oleh penggunaan listrik yang tak terkendali.
Dengan layanan listrik prabayar, pelanggan bukan saja bisa mengetahui sudah berapa banyak energi listrik yang dikonsumsi, namun juga dapat melihat berapa energi listrik yang masih tersisa untuk dapat digunakan.
Mengingat uniknya sifat layanan listrik prabayar ini, maka diperlukan alat khusus yang berbeda dengan layanan listrik pasca bayar. Alat khusus ini dinamakan kWh Meter (meteran listrik) Pra Bayar, atau lebih dikenal sebagai Meter prabayar.
Setiap pelanggan prabayar akan dilengkapi dengan meter prabayar ini beserta 1 Kartu Prabayar. Meter tersebut yang akan mencatat penggunaan listrik anda. Sedang, kartu prabayar selain sebagai nomor identitas pelanggan prabayar juga berfungsi sebagai alat transaksi pembelian energi listrik. Kartu prabayar tersebut dipakai oleh pelanggan selama masih berlangganan listrik PLN. Jadi, saat membeli energi listrik (isi ulang), pelanggan harus menunjukkan dan memberikan kartu prabayar kepada petugas PLN untuk dilakukan pengisian energi listrik. Tanpa kartu prabayar, pengisian ulang tidak dapat dilakukan.

Sunday 4 May 2014

TONE CONTROL SEBAGAI APLIKASI DARI RANGKAIAN OP AMP (OPERATIONAL AMPLIFIER)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia elektronika analog, terdapat banyak sekali materi atau pelajaran yang memiliki pengaplikasian dalam kehidupan sehari – hari. Salah satu dari hal tersebut adalah pengaplikasian tersebut adalah penggunaan transistor dan Op Amp dalam Tone Control. Tune control sendiri biasanya digunakan pada peralatan audio sebagai filter suara yang diinputkan dan juga memperi penguatan awal guna masuk ke amplifire kelas berikutnya.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir dari mata kuliah Praktikum Elektronika Analog, penulis memilih untuk mencoba menerapkan pengaplikasian Op Amp sebagai Tone Control tersebut.

B. Tujuan
Ø  Penulis dapat mengetahui aplikasi op amp pada rangkaian tone control dan juga memberi pengetahuan lebih kepada pembaca laporan ini.
Ø  Pembaca dan penulis dapat menjadikan laporan ini sebagai referensi dan dikembangkan berdasarkan kreasi mereka sendiri.
Ø  Mahasiswa dapat mengetahui penguatan kelas apa yang ada pada rangkaian tone control.
Ø  Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi tone control pada seperangkat audio contol.

C. Kegunaan
Tone control berfungsi sebagai rangkaian yang dapat menguatkan amplitude dan frekuensi dalam besaran tertentu. Disini penguatan dibagi menjadi 3, yaitu Bass, Trebble dan Volume yang akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.


BAB II
Metode Desain dan Komponen Utama

A. Komponen Utama
    Resistor
Ø R1,R9,R13 .................56k                                            3 buah
Ø R2,R10,R14,R20 .......1K                                              4 buah
Ø R3,R8,R15 .................47K                                            3 buah
Ø R4,R16.......................2K2                                            2 buah
Ø R5,R6,R7,R17 ...........10K                                            6 buah
Ø R18,R19, R11 ............120R                                          1 buah
Ø R12,R21.....................3K3                                            2 buah
    Capacitors
Ø C1,C2,C8,C10 ...........10uF/25Vecap                           6 buah
C11,C16,
Ø C3,C4,C12,C13 .........33nF mono (333)                       4 buah
Ø C5,C6,C14,C15..........3n3F mono (332)                       4 buah
Ø C7 ..............................33uF/25V ecap                          1 buah
Ø C9 ..............................100uF/25V ecap                        1 buah
    Misc
Ø IC1 MC 4558                                                                1 buah
Ø Q1 BC547                                                                     1 buah
Ø VR2 100k single gang linear pot.                                    1 buah
Ø VR3, VR4 50k dual gang linear pot.                               2 buah
Ø Akrilik                                                                           1 buah
Ø 8 pin DIL IC socket                                                      1 buah

B. Dasar Teori
Dalam sistem audio, bagian pengatur nada terletak diantara bagian Pre-Amplifier (penguat depan) dan Final Amplifier (Penguat Akhir). Bagian pengatur nada berfungsi untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble) secara terpisah. Pada bagian pengatur nada Bass, menguatkan sinyal frekuensi rendah, sedangkan pada bagian nada treble menguatkan sinyal frekuensi tinggi. Kurva penguatan (AV) terhadap besarnya fekuensi yang dikuatkan dapat digambarkan menggunakan kurva berikut.


Prinsip Kerja Pengatur Nada (Tone Control) Secara garis besar bagian pengatur nada mempunyai prinsip kerja sebagai berikut. Rangkaian pengatur nada dipasang sebelum rangkaian penguat.
Blok Diagram Rangkaian Tone Control (Pengatur nada)


Penguatan rangkaian ditentukan oleh impedansi umpan balik (Z2), dibagi dengan impedansi input (Z1), dan dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :   
AV = Faktor Penguatan
 Z1 = Impedansi Input
 Z2 = impedansi Output


Blok Diagram Rangkaian Tone Control (Pengatur Nada)


Penguat Nada Bass
Pada posisi maksimum kondensator C1 dihubung singkat potensiometer P1 rumus perhitungannya sebagai berikut :

Pada posisi minimum kondensator C2 dihubung singkat potensiometer P1 rumus perhitungannya sebagai berikut :

Penguat Nada Treble
Pada posisi maksimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 

Pada posisi minimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

C. Rangkaian Percobaan
Gambar 1.1

D. Langkah Kerja
1. Sebelum mengaplikasikan ke PCB rangkai komponen dengan project board terlebih dahulu.
2. Rangkailah rangkain pada project board seperti pada gambar 1.1.
3. Persiapkan osiloskop, power supply, function generator serta AVOmeter.
4. Lakukan pengukuran pada penguatan treble, bass serta volume. Apakah sudah sesuai (benar) atau tidak.
5. Bila penguatan sudah benar, lanjutkan ke tahap pembuatan rangkaian. 
6. Gunakan salah satu software desain PCB untuk mendesain PCB hasil percobaan tadi, disini kami menggunakan Altium Designer 09 (Protel) sehingga menjadi 
Gambar 1.2

7. Aplikasikan hasil desain tadi kedalam PCB asli.
8. Rangkai komponen kedalam PCB seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 1.3

9.   Solderlah hubungan-hubungan antar komponen di dalam PCB.
10. Hasilnya seperti pada gambar 1.5
Gambar 1.4

Gambar 1.5
11. Catat hasil analisis kedalam form data hasil.
12. Analisa data hasil yang telah didapat

E.   Perhitungan Desain Komponen
1. Data Hasil
NO
Frekuensi
Keterangan potensio Bass
Keterangan potensio Trible
Vin
Vout
1
20 Hz
Maksimum
Maksimum
2 Vp-p
11,4 Vp-p
2
20 Hz
Minimum
Maksimum
2 Vp-p
0
3
20 Hz
Maksimum
Minimum
2 Vp-p
11,2 Vp-p
4
2 khz
Maksimum
Maksimum
2 Vp-p
2 Vp-p
5
2 khz
Minimum
Maksimum
2 Vp-p
2 Vp-p
6
2 khz
Maksimum
Minimum
2 Vp-p
2 Vp-p
7
20 kHz
Maksimum
Maksimum
2 Vp-p
0
8
20 kHz
Minimum
Maksimum
2 Vp-p
0
9
20 kHz
Maksimum
Minimum
2 Vp-p
3 Vp-p

2. Analisis Data
Dari data percobaan dapat dianalisa bahwa rangkaian ini bekerja pada nada bass ada di frekuensi 100 Hz agar penguatan pada nada tersebut maksimal. Pada nada middle yaitu frekuensi sekitar 2 kHz maka rangkaian ini tidak bekerja (band pass filter). Pada nada trible (frekuensi tinggi sekitar 20 kHz) terdapat penguatan pada frekuensi tersebut dengan mengatur potensio trible. 


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tone Control fungsinya hampir sama dengan Equalizer yaitu untuk mengontrol Audio (suara) dari Power Amplifier: Bass, Trebble dan Volume. Perbedaannya terletak pada komponen pengatur audionya. Equalizer komponen pengatur audionya Potensio Geser. Sedangkan pada Tone Control komponen pengatur audionya Potensio Putar C1 & C6 sebagai filter untuk mengurangi treble/frekuensi tinggi yang berlebihan atau sering disebut pencegah osilasi. R6 sebenarnya adalah komponen opsional yang sedikit membantu menyesuaikan impedansi sistem. R7 idealnya sama dengan R8 untuk mempermudah memberikan nilai tanda gain pada panel potensio tone control. C2 dan C3 membentuk rangkaian seri filter treble (high pass filter), nilainya semakin besar maka suara yang dilewatkan semakin mid. C4 dan C5 dibantu dengan R9 & R10 membentuk low pass filter (filter bass), semakin besar nilai C ini suara bass yang dilewatkan akan semakin empuk/low (maksimal 47nF), semakin kecil nilai c ini maka sinyal bass yang dilewatkan akan semakin dip (dig-dig, c4=c5=22nF). Nilai yang cocok untuk ini adalah 27-33nF, bukan 47nF (tergantung selera). Pot 3 & pot 4 mengatur level treble & bass, semakin besar nilai potensio ini semakin besar penguatannya (bass & treble-nya termasuk potensio volume). R11 menyesuaikan impedansi keluaran, sedangkan R12 dan led merah sebagai indikator peak yang menunjukkan kalau amplifier sudah diberi sinyal penuh.

B. Saran
Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugas akhir ini tidak sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh jurusan, sehingga dalam proses pengerjaan dan pengambilan data kurang maksimal mengingat waktu yang dianggap kurang mencukupi. 


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Rangkaian Tone Control (online)(http://www.elektronika-dasar.web.id/tag/rangkaian-tone-control/) diakses 25 April 2013 


Anonim.2011.Rangkaian Tone Control (online) (http://nofricela.mywapblog.com/skema-rangkaian-tone-control-2.xhtml) diakses 24 April 2013